Keutamaan Bumi Syam (Bag: 2)
bumi syam 2Pada postingan sebelumnya, telah kami sampaikan satu dari beberapa keutamaan Bumi Syam. Salah satu yang sudah kami sampaikan tersebut adalah bahwa Bumi Syam adalah bumi yang diberkahi. Dalil-dalil yang menjelaskan hal itu serta bentuk dari keberkahannya telah kami sampaikan. Berikut adalah lanjutan dari tulisan yang berjudul Keutamaan Bumi Syam
Kedua: Bumi Syam adalah tempat berkumpulnya manusia di hari kiamat nanti.
Sebagaimana hal itu digambarkan secara jelas oleh Allah ta’ala dalam firman -Nya:
هُوَ ٱلَّذِيٓ أَخۡرَجَ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ مِنۡ أَهۡلِ ٱلۡكِتَٰبِ مِن دِيَٰرِهِمۡ لِأَوَّلِ ٱلۡحَشۡرِۚ
“Dia-lah yang mengeluarkan orang-orang kafir di antara ahli kitab dari kampung-kampung mereka pada saat pengusiran yang pertama”. (QS al-Hasyr: 2).
Para ulama seperti Imam Qurthubi, Ibnu Katsir serta Ibnu Hajar, berdalil dengan ayat ini bahwa Syam adalah negeripenghimpunan manusia. Yang pertama terjadi adalah bagi orang Yahudi yang dikumpulkan disana, lalu yang kedua bagi seluruh manusia. Sebagai dalil akan hal itu ialah sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Hakim bin Mu’awiyah dari ayahnya radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « هَاهُنَا تُحْشَرُونَ هَاهُنَا تُحْشَرُونَ هَاهُنَا تُحْشَرُونَ ثَلَاثًا رُكْبَانًا وَمُشَاةً وَعَلَى وُجُوهِكُمْ….ثم في الآخر الحديث قَالَ ابْنُ أَبِي بُكَيْرٍ: فَأَشَارَ بِيَدِهِ إِلَى الشَّامِ. فَقَالَ: إِلَى هَاهُنَا تُحْشَرُونَ
“Maka dari sini mereka dikumpulkan, beliau mengulangi sebanyak tiga kali. Dalam keadaan naik kendaraan, berjalan kaki dan menggunakan wajah-wajahnya…kemudian diakhir hadits ini. Ibnu Abi Bukair menjelaskan, “Dan Nabi mengisyaratkan dengan tangannya ke arah Syam. Kemudian Nabi berkata, “Sampai kesanalah mereka dikumpulkan”. HR Ahmad 33/214 no: 20011.
Selasa, 18 November 2014
Keutamaan Bumi Syam (Bag. 1)
Keutamaan Bumi Syam (Bag. 1)
syam
Pada kesempatan ini SyamOrganizer.com akan memuat postingan tentang Keutamaan Bumi Syam secara bersambung. Ini menjadi satu yang kami anggap penting karena banyak dalil baik dari Al Qur’an dan As Sunnah yang menjelaskannya. Sebagian besar dari postingan ini kami ambil dari buku yang berjudul Fadhailus Syam tulisan Syeikh Amin bin Abdullah Asy Syaqawi yang telah diterjemahkan oleh Abu Umamah Arif Hidayatullah dengan judul Keutamaan Negeri Syam. Semoga tulisan ini bermanfaat dan menambah keyakinan kita untuk membela Bumi Syam.
Segala puji hanya untuk Allah Ta’ala, shalawat serta salam semoga tercurah kepada Rasulallah Shalallahu ‘alaihi wa sallam . Aku bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak disembah dengan benar melainkan Allah Shubhanahu wa ta’alla semata yang tidak ada sekutu bagi -Nya, dan aku juga bersaksai bahwa Muhammad Shalallahu’alaihi wa sallam adalah seorang hamba dan utusan -Nya. Amma ba’du:
Ada begitu banyak keutamaan yang dimiliki oleh negeri Syam , sebagaimana terpapar secara jelas dan gamblang perkaranya baik didalam al-Qur’an maupun Sunah. Begitu pula melalui penjelasan para ulama salaf didalam buku-buku mereka. Dan diantara manakibnya ialah:
Pertama: Keberkahan berada didalamnya.
syam
Pada kesempatan ini SyamOrganizer.com akan memuat postingan tentang Keutamaan Bumi Syam secara bersambung. Ini menjadi satu yang kami anggap penting karena banyak dalil baik dari Al Qur’an dan As Sunnah yang menjelaskannya. Sebagian besar dari postingan ini kami ambil dari buku yang berjudul Fadhailus Syam tulisan Syeikh Amin bin Abdullah Asy Syaqawi yang telah diterjemahkan oleh Abu Umamah Arif Hidayatullah dengan judul Keutamaan Negeri Syam. Semoga tulisan ini bermanfaat dan menambah keyakinan kita untuk membela Bumi Syam.
Segala puji hanya untuk Allah Ta’ala, shalawat serta salam semoga tercurah kepada Rasulallah Shalallahu ‘alaihi wa sallam . Aku bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak disembah dengan benar melainkan Allah Shubhanahu wa ta’alla semata yang tidak ada sekutu bagi -Nya, dan aku juga bersaksai bahwa Muhammad Shalallahu’alaihi wa sallam adalah seorang hamba dan utusan -Nya. Amma ba’du:
Ada begitu banyak keutamaan yang dimiliki oleh negeri Syam , sebagaimana terpapar secara jelas dan gamblang perkaranya baik didalam al-Qur’an maupun Sunah. Begitu pula melalui penjelasan para ulama salaf didalam buku-buku mereka. Dan diantara manakibnya ialah:
Pertama: Keberkahan berada didalamnya.
Jumat, 14 November 2014
Multi Level Marketing Dalam Timbangan Syariat
Oleh: Imtihan asy-Syafi’i, M.IF
Sebagai rahmatan lil ‘alamin (rahmat bagi seluruh alam) dan agama yang shalih likulli zaman (cocok untuk segala zaman), Islam mampu memenuhi segala kebutuhan tan menjawab semua tantang zaman, tanpa kehilangan karakteristik khususnya.
Multi Level Marketing (MLM) adalah model jual-beli plus yang akhir-akhir ini banyak ditawarkan. Bukan hanya barang-barang kebutuhan sehari-hari yang diperjualbelikan dengan sistem MLM; bahkan pembiayaan keberangkatan haji pun ditawarkan dengan sistem MLM. Bagaimanakah sebenarnya hukum MLM dalam timbangan syariat?
Prinsip-prinsip Muamalah Islam
Prinsip-prinsip Muamalah berbeda dengan prinsip-prinsip akidah ataupun ibadah. Dr. Muhammad ‘Utsman Syabir dalam al-Mu’amalah al-Maliyah al-Mu’ashirah fil Fiqhil Islamiy menyebutkan prinsip-prinsip itu, yaitu:
Sebagai rahmatan lil ‘alamin (rahmat bagi seluruh alam) dan agama yang shalih likulli zaman (cocok untuk segala zaman), Islam mampu memenuhi segala kebutuhan tan menjawab semua tantang zaman, tanpa kehilangan karakteristik khususnya.
Multi Level Marketing (MLM) adalah model jual-beli plus yang akhir-akhir ini banyak ditawarkan. Bukan hanya barang-barang kebutuhan sehari-hari yang diperjualbelikan dengan sistem MLM; bahkan pembiayaan keberangkatan haji pun ditawarkan dengan sistem MLM. Bagaimanakah sebenarnya hukum MLM dalam timbangan syariat?
Prinsip-prinsip Muamalah Islam
Prinsip-prinsip Muamalah berbeda dengan prinsip-prinsip akidah ataupun ibadah. Dr. Muhammad ‘Utsman Syabir dalam al-Mu’amalah al-Maliyah al-Mu’ashirah fil Fiqhil Islamiy menyebutkan prinsip-prinsip itu, yaitu:
- Fiqh mu’amalat dibangun di atas dasar-dasar umum yang dikandung oleh beberapa nash berikut:
- Firman Allah,
Kamis, 13 November 2014
Kenapa Harus Berjilbab
(*Gini, banyak dari teman-teman yang sudah tau tapi enggan berjilbab alasannya belum siap atau dari pada berjilbab tapi bejat mending jilbab hati dulu.. dan ada yang belum tau wajib hukumnya mengenakan jilbab..
Setiap kali berbicara mengenai hukum wajib menggunakan jilbab sering kali perdebatan/ pembantahan yang terjadi..
karna itu ada beberapa pertanyaan dalam diri saya, serta keraguan yang terlintas.. karena saya masih sangat awam dalam hal agama sangat takut sekali bila saya telah mengenakan hijab tetapi melakukan dosa maka dosanya akan lebih bekali-kali lipat.. dan membuat saya sangat takut dan akhirnya saya putuskan untuk menteguhkan pendirian saya maka saya membaca beberapa artikel dan hadist serta ayat mengenai hukum mengenakan hijab dan apa akibat bila tidak berjilbab dan apakah boleh tidak berjilbab karena belum siap?
maka postingan dibawah ini akan menjawab semua, kami mengingatkan sebuah pesan dari Nabi Kita,Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wassalam tentang Hijab. Jangan menyesal kelak di hari Kiamat, bila Anda tidak mau membaca dan mentaati nasihat ini.)
APA JILBAB ITU? Jilbab atau hijab secara syari’at merupakan bagian pakaian yang wajib digunakan untuk menutupi kepala wanita hingga ke dadanya.
Nasehat Indah Kepada Pemuda Muslim
Di zaman ini tidak ragu lagi penuh godaan di sana-sini. Di saat
wanita-wanita sudah tidak lagi memiliki rasa malu. Di saat kaum hawa
banyak yang tidak lagi berpakaian sopan dan syar’i. Di saat perempuan
lebih senang menampakkan betisnya daripada mengenakan jilbab yang
menutupi aurat. Tentu saja pria semakin tergoda dan punya niatan jahat,
apalagi yang masih membujang. Mau membentengi diri dari syahwat dengan
puasa amat sulit karena ombak fitnah pun masih menjulang tinggi. Solusi
yang tepat di kala mampu secara fisik dan finansial adalah dengan menikah.
Menyempurnakan Separuh Agama
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Lihat bahwa di antara keutamaan menikah adalah untuk menyempurnakan separuh agama dan kita tinggal menjaga diri dari separuhnya lagi. Kenapa bisa dikatakan demikian? Para ulama jelaskan bahwa yang umumnya merusak agama seseorang adalah kemaluan dan perutnya. Kemaluan yang mengantarkan pada zina, sedangkan perut bersifat serakah. Nikah berarti membentengi diri dari salah satunya, yaitu zina dengan kemaluan. Itu berarti dengan menikah separuh agama seorang pemuda telah terjaga, dan sisanya, ia tinggal menjaga lisannya.
Menyempurnakan Separuh Agama
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا تَزَوَّجَ العَبْدُ فَقَدْ كَمَّلَ نَصْفَ الدِّيْنِ ، فَلْيَتَّقِ اللهَ فِي النِّصْفِ البَاقِي
“Jika seseorang menikah, maka ia telah menyempurnakan separuh agamanya. Karenanya, bertakwalah pada Allah pada separuh yang lainnya.” (HR. Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman. Dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam As Silsilah Ash Shahihah no. 625)Lihat bahwa di antara keutamaan menikah adalah untuk menyempurnakan separuh agama dan kita tinggal menjaga diri dari separuhnya lagi. Kenapa bisa dikatakan demikian? Para ulama jelaskan bahwa yang umumnya merusak agama seseorang adalah kemaluan dan perutnya. Kemaluan yang mengantarkan pada zina, sedangkan perut bersifat serakah. Nikah berarti membentengi diri dari salah satunya, yaitu zina dengan kemaluan. Itu berarti dengan menikah separuh agama seorang pemuda telah terjaga, dan sisanya, ia tinggal menjaga lisannya.
Kenapa Harus Golput
Terkadang iman tidak bisa dilogika oleh seorang hamba,
karena iman bukan terletak di otak melainkan keyakinan yang tinggi
seorang hamba kepada Rabbnya.
Jalan iman itu banyak rintangan dan kerikilnya selalu tajam serta menyakiti kaki kehidupan. Tetapi bukankah Rabb semesta Alam yang memberikan pertolongan kepada setiap hamba yang beriman secara benar? Karena sungguh pertolongan jauh lebih besar dari ujian yang diberikan kepada insan yang beriman.
Kadang konsekuensi iman begitu berat. Contohnya, Nabi yang menolak untuk duduk di Darun Nadwah ataupun menolak kesepakatan untuk saling bergantian dalam beribadah sehingga turun surat Al-Kafirun.
Ia juga kadang harus melepas sebuah kesempatan besar ketika kesempatan itu tercampur antara kebenaran dan kebatilan.
Bukankah Nabi saw hampir saja menyepakati sebuah kesempatan besar ketika musyrikin menawarkan jalan tengah kepada Rasul supaya mengusap kaki berhala dan dengan itu kaum musyrikun akan berbondong-bondong masuk Islam, tetapi Allah menurunkan surat Al-Isra ayat 73-75?
Jalan iman itu banyak rintangan dan kerikilnya selalu tajam serta menyakiti kaki kehidupan. Tetapi bukankah Rabb semesta Alam yang memberikan pertolongan kepada setiap hamba yang beriman secara benar? Karena sungguh pertolongan jauh lebih besar dari ujian yang diberikan kepada insan yang beriman.
Kadang konsekuensi iman begitu berat. Contohnya, Nabi yang menolak untuk duduk di Darun Nadwah ataupun menolak kesepakatan untuk saling bergantian dalam beribadah sehingga turun surat Al-Kafirun.
Ia juga kadang harus melepas sebuah kesempatan besar ketika kesempatan itu tercampur antara kebenaran dan kebatilan.
Bukankah Nabi saw hampir saja menyepakati sebuah kesempatan besar ketika musyrikin menawarkan jalan tengah kepada Rasul supaya mengusap kaki berhala dan dengan itu kaum musyrikun akan berbondong-bondong masuk Islam, tetapi Allah menurunkan surat Al-Isra ayat 73-75?
وَإِنْ كادُوا لَيَفْتِنُونَكَ عَنِ الَّذِي أَوْحَيْنا
إِلَيْكَ لِتَفْتَرِيَ عَلَيْنا غَيْرَهُ وَإِذًا لاتَّخَذُوكَ خَلِيلًا
(73) وَلَوْلا أَنْ ثَبَّتْناكَ لَقَدْ كِدْتَ تَرْكَنُ إِلَيْهِمْ شَيْئًا
قَلِيلًا (74) إِذًا لَأَذَقْناكَ ضِعْفَ الْحَياةِ وَضِعْفَ الْمَماتِ
ثُمَّ لا تَجِدُ لَكَ عَلَيْنا نَصِيرًا (75)
“Dan Sesungguhnya mereka hampir memalingkan kamu dari apa yang
telah kami wahyukan Rabu, 12 November 2014
Membangun Masjid Dengan Harta Haram
Pertanyaan:
Bagaimana hukum memanfaatkan uang haram untuk membangun masjid?
Jawaban:
Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam semoga tercurah kepada Rasulullah.
Islam telah mentukan jalan yang baik bagi umatnya dalam mencari harta kekayaan dan mempergunakannya. Harta yang diperoleh dari pekerjaan halal statusnya adalah harta halal dan baik. Seseorang diperbolehkan makan dari harta tersebut, berinfaq dan menyedekahkannya, dan dia berhak mendapat pahala yang besar dari Allah.
Tetesan Airmata yang Tak Tertahan
Solo – Syamorganizer.com – Syam Organizer Soloraya mengadakan acara Roadshow Saatnya Peduli Mari Berbagi untuk Bumi Syam (SPMB) di Masjid Jami’ Muslim Tohudan, Colomadu, Solo Ahad (15/6). Acara tersebut diselenggarakan bekerjasama dengan Pengurus Lembaga pendidikan dan Pengamalan Agama Islam (LP2A) Colomadu. Hadir sebagai narasumber pada acara tresebut, yakni Ustadz. Tengku Azhar Lc, Relawan Suriah dari Indonesia dan pemerhati dunia Islam asal Solo
Tepat pukul 08.30 WIB, acara SPMB dimulai. Diawali dengan sambutan-sambutan oleh pengurus Masjid dan Ketua Panitia dari LP2A yang berterima kasih atas terselenggaranya RoadShow Tabligh SPMB di daerah Colomadu dan berharap kerjasama ini tetap berjalan sampai seterusnya.
Dibutuhkan 27,4 juta US Dollar untuk Hadapi Musim Dingin di Suriah
Musim dingin yang menusuk akan segera mereka hadapi di tenda-tenda atau gubug-gubug berdinding rumput alang-alang
Musim dingin yang akan segera tiba di Suriah membutuhkan penanganan dan perhatian yang besar dari semua kaum muslimin di dunia termasuk di Indonesia. UNHCR (United Nations High Commissioner for Refugees), badan yang bertanggung jawab dalam penanggulangan pengungsi menyebutkan bahwa dibutuhkan 27,4 juta US Dollar untuk membantu para pengungsi Suriah pada musim dingin 2014. Bersama dengan lembaga-lembaga kemanusiaan lokal, UNHCR hanya mampu mendistrubusikan bantuan untuk 50 % dari total jumlah populasi pengungsi. Sehingga keterlibatan dan dukungan dari lembaga-lembaga kemanusiaan internasional masih sangat diperlukan.
Kisah Nyata Nikah Mut’ah Penganut Syiah di Bojonegoro
Ini adalah kisah nyata tentang nikah mut’ah penganut Syiah di Kabupaten Bojonegoro Jawa Timur. Untuk maslahat bersama, nama pelaku kami tampilkan dengan inisial.
YA (pria, 35 tahun) adalah seorang wirausahawan muda di bidang pariwisata. Bisa dikatakan usahanya cukup berkembang dan terhitung usaha kelas menengah.
Tahun 2007 lalu, YA menikah dengan sorang perempuan yang kini sudah melahirkan anak mereka. Saat ini anaknya telah berumur 5 tahun.
Selasa, 11 November 2014
Harta Menjadi Berkah dengan Sedekah
Sebagian orang beranggapan bahwa mengeluarkan harta dalam bentuk
zakat, infak dan sedekah fisabilillah akan mengurangi jumlah nominal
harta, bahkan bisa menyebabkan kefakiran. Hal ini wajar, karena sifat
dasar manusia adalah pelit. Selain itu, setan selalu menggoda orang yang
akan berinfak agar takut kepada kefakiran.
Setan ingin agar manusia tidak mendapat pahala dan kebaikan yang menjadi sarana masuk surga. Allah Ta’ala berfirman:
Menafsirkan ayat mulia ini, Ibnu Abbas berkata: “Dua hal dari Allah, dan dua hal dari setan. “Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan.” Setan itu berkata, ‘Jangan kamu infakkan hartamu, peganglah untukmu sendiri karena kamu membutuhkannya. “Dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir).”
(Dan dua hal dari Allah adalah), “Allah menjanjikan untukmu ampunan daripadaNya,” yakni atas maksiat yang kamu kerjakan, “dan karunia” berupa rizki.
Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan bahwa makna ayat “Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan”, maksudnya: setan menakut-nakuti kalian dengan kefakiran supaya kalian tetap menggenggam tangan kalian, sehingga tidak menginfakkanya dalam keridhaan Allah.
Sedangkan ayat “Dan menyuruh kamu berbuat buruk”, maksudnya: bersama larangannya kepada kalian dari berinfak karena takut miskin, setan menyuruh kalian dengan kemaksiatan, perbuatan dosa, keharaman, dan menyalahi perintah yakni Allah Ta’ala.
Sementara itu, menurut Al-Jazairi, ayat “Dan menyuruh kamu berbuat buruk” berarti setan menyeru kalian untuk mengerjakan perbuatan buruk, di antaranya bakhil dan kikir. Karenanya Allah Ta’ala memperingatkan para hamba-Nya dari setan dan godaannya, lalu mengabarkan bahwa setan menjanjikan dengan kefakiran, artinya: menakut-nakuti mereka dengan kemiskinan sehingga mereka tidak mengeluarkan zakat dan shadaqah. (Sebaliknya) ia menyuruh mereka untuk berbuat buruk sehingga mengeluarkan harta mereka dalam keburukan dan kerusakan, serta bakhil mengeluarkannya untuk kebaikan dan kemaslahatan umum.
Padahal kenyataannya sebaliknya. Harta yang dikeluarkan di jalan Allah akan mendatangkan keberkahan. Yakni menambah kebaikan dari harta itu dan berkembang menjadi banyak seperti dalam firman Allah Ta’ala:
يَمْحَقُ اللَّهُ الرِّبا وَيُرْبِي الصَّدَقَاتِ وَاللَّهُ لا يُحِبُّ كُلَّ كَفَّارٍ أَثِيمٍ
“Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah” (Qs Al-Baqarah 276).
Bila ada yang bertanya, “Bagaimana bentuk tambahan yang diperoleh orang yang berinfak, sementara kenyataannya bila dikeluarkan infak maka harta akan berkurang? Seperti seseorang yang sebelumnya memiliki sepuluh dirham, lalu diinfakkannya satu dirham, niscaya hartanya tinggal sembilan dirham. Lalu dari sisi mana tambahannya?
Setan ingin agar manusia tidak mendapat pahala dan kebaikan yang menjadi sarana masuk surga. Allah Ta’ala berfirman:
الشَّيْطَانُ يَعِدُكُمُ الْفَقْرَ وَيَأْمُرُكُمْ
بِالْفَحْشَاءِ وَاللَّهُ يَعِدُكُمْ مَغْفِرَةً مِنْهُ وَفَضْلا وَاللهُ
وَاسِعٌ عَلِيمٌ
“Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan
menyuruh kamu berbuat buruk (kikir); sedang Allah menjanjikan untukmu
ampunan daripada-Nya dan karunia. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi
Maha Mengetahui” (QS. Al-Baqarah: 268).Menafsirkan ayat mulia ini, Ibnu Abbas berkata: “Dua hal dari Allah, dan dua hal dari setan. “Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan.” Setan itu berkata, ‘Jangan kamu infakkan hartamu, peganglah untukmu sendiri karena kamu membutuhkannya. “Dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir).”
(Dan dua hal dari Allah adalah), “Allah menjanjikan untukmu ampunan daripadaNya,” yakni atas maksiat yang kamu kerjakan, “dan karunia” berupa rizki.
Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan bahwa makna ayat “Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan”, maksudnya: setan menakut-nakuti kalian dengan kefakiran supaya kalian tetap menggenggam tangan kalian, sehingga tidak menginfakkanya dalam keridhaan Allah.
Sedangkan ayat “Dan menyuruh kamu berbuat buruk”, maksudnya: bersama larangannya kepada kalian dari berinfak karena takut miskin, setan menyuruh kalian dengan kemaksiatan, perbuatan dosa, keharaman, dan menyalahi perintah yakni Allah Ta’ala.
Sementara itu, menurut Al-Jazairi, ayat “Dan menyuruh kamu berbuat buruk” berarti setan menyeru kalian untuk mengerjakan perbuatan buruk, di antaranya bakhil dan kikir. Karenanya Allah Ta’ala memperingatkan para hamba-Nya dari setan dan godaannya, lalu mengabarkan bahwa setan menjanjikan dengan kefakiran, artinya: menakut-nakuti mereka dengan kemiskinan sehingga mereka tidak mengeluarkan zakat dan shadaqah. (Sebaliknya) ia menyuruh mereka untuk berbuat buruk sehingga mengeluarkan harta mereka dalam keburukan dan kerusakan, serta bakhil mengeluarkannya untuk kebaikan dan kemaslahatan umum.
Padahal kenyataannya sebaliknya. Harta yang dikeluarkan di jalan Allah akan mendatangkan keberkahan. Yakni menambah kebaikan dari harta itu dan berkembang menjadi banyak seperti dalam firman Allah Ta’ala:
يَمْحَقُ اللَّهُ الرِّبا وَيُرْبِي الصَّدَقَاتِ وَاللَّهُ لا يُحِبُّ كُلَّ كَفَّارٍ أَثِيمٍ
“Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah” (Qs Al-Baqarah 276).
Bila ada yang bertanya, “Bagaimana bentuk tambahan yang diperoleh orang yang berinfak, sementara kenyataannya bila dikeluarkan infak maka harta akan berkurang? Seperti seseorang yang sebelumnya memiliki sepuluh dirham, lalu diinfakkannya satu dirham, niscaya hartanya tinggal sembilan dirham. Lalu dari sisi mana tambahannya?
Senin, 10 November 2014
Mereka Lahir Dalam Keadaan Fithrah
“Dan ingatlah ketika Rabbmu mengeluarkan dari keturunan anak-anak
adam dari sulbi (tulang rusuk) mereka dan Allah mengambil kesaksian
kepada jiwa mereka ( seraya berfirman), “Bukankah Aku ini Rabbmu ?
mereka menjawab,”Betul (Engkau Rabb kami), kami menjadi saksi”.
(QS. Al A’raf : 172)
Tafsir Ayat
Imam Ibnu Katsir berkata “Allah mengeluarkan anak keturunan Adam dari shulbinya, mereka bersaksi bahwa Allah adalah Robbnya dan Pemiliknya dan bahwa tidak ada Ilah kecuali Allah”. Sebagaimana dalam sebuah hadits shohih, Rosulullah bersabda “setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitroh (bertauhid), kedua orang tuanyalah yang menjadikan ia yahudi, nashrani atau majusi”. (HR Bukhori dan Muslim) (Lihat tafsir Al Qur’an al Adhim, Ibnu Katsir)
Imam As Sa’di berkata “maksud dari ayat ini adalah Alah mengeluarkan manusia dari sulbi mereka. Ketika Allah mengeluarkan mereka dari perut ibunya, mereka dimintai kesaksian tetang rububiyah Allah dan mereka mengakui itu. Allah juga memberikan fitrah kepada mereka untuk mengetahui kebenaran”. (Tafsir as Sa’di)
Ayat-ayat ini menunjukkan bahwa kebutuhan umat manusia terhadap kekuasaan dan pengaturan Allah adalah suatu hal yang fitrah, yang telah tertanam dalam jiwa manusia sejak ia dilahirkan. Ayat ini menceritakan saat ketika Allah menerima janji-janji dari umat manusia yang berisi pengakuan di atas ketuhanan Allah Ta’ala. Kelak di Hari Kiamat, Allah akan menanyai setiap manusia tentang pelaksanaan janji yang pernah mereka ucapkan itu. Meskipun dalam al-Quran tidak dijelaskan bagaimana bentuk pengambilan janji tersebut, namun para mufassir telah menjelaskan masalah ini. Sebagian mufassir menyatakan bahwa ketika benih manusia keluar dari sulbi bapak dan tertanam dalam rahim ibu, Allah telah menanamkan fitrah keimanan dan keinginan untuk mencari kebenaran kepada-Nya dan fitrah ini diberikan Allah kepada semua manusia.
Oleh sebab itu, setiap orang pasti memiliki kecenderungan dalam hatinya untuk mengenal Allah Swt dan bergerak menuju ke jalan-Nya. Fitrah yang ditanamkan oleh Allah kepada seluruh manusia ini merupakan sebuah hujjah bagi semua umat manusia. Kelak pada Hari Kiamat, mereka tidak bisa lagi berkata, “Kami menjadi musyrik karena mengikuti ayah-ayah kami, sehingga tidak ada jalan lain bagi kami,”atau, “Kami terlupa terhadap masalah ini dan tidak memiliki pengetahuan tentang Tuhan pencipta jagat raya ini.”
Fitroh Anak Adam
Setiap anak adam dilahirkan dalam keadaan fitroh. Artinya, mereka lahir dalam keadaan mengakui serta meyakini akan keesaan Allah Ta’ala, sebagai satu-satunya Dzat yang menciptakan, menguasai dan mengatur alam semesta ini. Tiada keraguan sedikitpun dalam diri mereka bahwa hanya Allah lah yang berhak untuk di ibadahi. Ketika mereka di keluarkan oleh ibu mereka dari sulbi (tulang rusuk), mereka telah bersaksi bahwa hanya Allah adalah Robb mereka. Allah berfirman:
(QS. Al A’raf : 172)
Tafsir Ayat
Imam Ibnu Katsir berkata “Allah mengeluarkan anak keturunan Adam dari shulbinya, mereka bersaksi bahwa Allah adalah Robbnya dan Pemiliknya dan bahwa tidak ada Ilah kecuali Allah”. Sebagaimana dalam sebuah hadits shohih, Rosulullah bersabda “setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitroh (bertauhid), kedua orang tuanyalah yang menjadikan ia yahudi, nashrani atau majusi”. (HR Bukhori dan Muslim) (Lihat tafsir Al Qur’an al Adhim, Ibnu Katsir)
Imam As Sa’di berkata “maksud dari ayat ini adalah Alah mengeluarkan manusia dari sulbi mereka. Ketika Allah mengeluarkan mereka dari perut ibunya, mereka dimintai kesaksian tetang rububiyah Allah dan mereka mengakui itu. Allah juga memberikan fitrah kepada mereka untuk mengetahui kebenaran”. (Tafsir as Sa’di)
Ayat-ayat ini menunjukkan bahwa kebutuhan umat manusia terhadap kekuasaan dan pengaturan Allah adalah suatu hal yang fitrah, yang telah tertanam dalam jiwa manusia sejak ia dilahirkan. Ayat ini menceritakan saat ketika Allah menerima janji-janji dari umat manusia yang berisi pengakuan di atas ketuhanan Allah Ta’ala. Kelak di Hari Kiamat, Allah akan menanyai setiap manusia tentang pelaksanaan janji yang pernah mereka ucapkan itu. Meskipun dalam al-Quran tidak dijelaskan bagaimana bentuk pengambilan janji tersebut, namun para mufassir telah menjelaskan masalah ini. Sebagian mufassir menyatakan bahwa ketika benih manusia keluar dari sulbi bapak dan tertanam dalam rahim ibu, Allah telah menanamkan fitrah keimanan dan keinginan untuk mencari kebenaran kepada-Nya dan fitrah ini diberikan Allah kepada semua manusia.
Oleh sebab itu, setiap orang pasti memiliki kecenderungan dalam hatinya untuk mengenal Allah Swt dan bergerak menuju ke jalan-Nya. Fitrah yang ditanamkan oleh Allah kepada seluruh manusia ini merupakan sebuah hujjah bagi semua umat manusia. Kelak pada Hari Kiamat, mereka tidak bisa lagi berkata, “Kami menjadi musyrik karena mengikuti ayah-ayah kami, sehingga tidak ada jalan lain bagi kami,”atau, “Kami terlupa terhadap masalah ini dan tidak memiliki pengetahuan tentang Tuhan pencipta jagat raya ini.”
Fitroh Anak Adam
Setiap anak adam dilahirkan dalam keadaan fitroh. Artinya, mereka lahir dalam keadaan mengakui serta meyakini akan keesaan Allah Ta’ala, sebagai satu-satunya Dzat yang menciptakan, menguasai dan mengatur alam semesta ini. Tiada keraguan sedikitpun dalam diri mereka bahwa hanya Allah lah yang berhak untuk di ibadahi. Ketika mereka di keluarkan oleh ibu mereka dari sulbi (tulang rusuk), mereka telah bersaksi bahwa hanya Allah adalah Robb mereka. Allah berfirman:
Langganan:
Postingan (Atom)